Tragedi Bunuh Diri di Timor Tengah Selatan

by
Bunuh Diri

greenhill-ciwidey.co.id – Fransius Aplugi (45), warga Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan tewas bunuh diri di rumah kakaknya. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor TTS, Inspektur Polisi Satu (Iptu) Joel Ndolu. Mengkonfirmasi bahwa insiden tersebut terjadi pada Selasa, 9 Juli 2024, sekitar pukul 18:00 WITA. Joel menjelaskan bahwa mayat Fransius pertama kali ditemukan oleh saudari perempuannya, Marviana Aplugi, pada pukul 17:49 WITA.

” Baca Juga: Penggeledahan Rumah Anggota DPRD Jatim oleh KPK “

Kronologi Kejadian

Menurut Joel, Fransius dan Marviana sempat makan siang bersama sekitar pukul 14:00 WITA. Setelah makan, Fransius mengatakan bahwa dia merasa mengantuk dan ingin tidur di kamar depan. Sekitar pukul 17:30 WITA, Marviana bermaksud membangunkan Fransius. Tetapi ia sangat terkejut saat menemukan saudara laki-lakinya tergantung dekat lemari dengan tali nilon berwarna biru. Marviana segera melaporkan kejadian ini kepada Kepala Desa Taiftob, Oktovianus Sunbanu, yang kemudian meneruskannya ke pihak kepolisian.

Penanganan dan Investigasi

Jenazah Fransius dievakuasi dan diperiksa oleh petugas medis dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kapan. Hasil visum menunjukkan bahwa korban mengalami luka jerat melingkar pada leher berbentuk huruf V dan luka di dahi sepanjang 1,5 cm. Berdasarkan olah tempat kejadian perkara dan identifikasi jenazah, serta keterangan saksi dan hasil visum dokter. Polisi menyimpulkan bahwa Fransius meninggal dengan cara gantung diri.

Pesan Terakhir dan Latar Belakang

Sebelum meninggal, Fransius sempat menulis pesan terakhir dalam tiga pucuk surat bolak-balik yang dibungkus rapi dalam amplop putih. Surat-surat tersebut berisi pesan terakhir dan wasiat kepada keluarganya untuk melunasi utang-utangnya di Koperasi Obor Mas, Bank BRI Unit Hayam Wuruk Soe, dan beberapa koperasi mingguan lainnya. Selain itu, diketahui bahwa Fransius pernah mengalami gangguan kejiwaan dan telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang sebanyak dua kali pada tahun 2023 dan 2024. Meskipun sempat sembuh dan kembali beraktifitas sebagai ojek pangkalan di Cabang Kapan, Kelurahan Karang Sirih, Kecamatan Kota Soe. Tampaknya beban hidup yang dialaminya terlalu berat untuk ditanggung.

Baca Juga :   CEO Apple, Tim Cook dan Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

” Baca Juga: Kenneth DPRD Desak Pengisian Segera Posisi PJLP Kosong “

Pentingnya Dukungan Kesehatan Mental

Kasus tragis bunuh diri seperti ini menyoroti pentingnya dukungan kesehatan mental bagi individu yang mengalami kesulitan emosional dan kejiwaan. Fransius yang sebelumnya telah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa menunjukkan bahwa gangguan mental bisa kembali muncul jika tidak ditangani dengan baik. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami masalah serupa, penting untuk mencari bantuan dan tidak merasa sendirian. Layanan konseling dan dukungan kesehatan jiwa bisa menjadi pilihan untuk meringankan beban dan menemukan solusi. Anda bisa mengakses layanan kesehatan jiwa atau berbagai alternatif layanan konseling melalui website atau aplikasi manapun.

No More Posts Available.

No more pages to load.