Balita di Kediri Tewas Akibat Kekerasan: Luka Parah di Kepala

by

greenhill-ciwidey.co.id – Baru-baru ini, kasus tragis terjadi di Kediri, Jawa Timur, di mana seorang balita berusia 3 tahun tewas setelah dianiaya oleh orang tuanya sendiri. Kekerasan terhadap anak selalu menjadi berita yang memilukan dan memprihatinkan. Kasus ini mengungkapkan betapa rentannya anak-anak terhadap kekerasan dalam rumah tangga dan pentingnya perhatian serta perlindungan terhadap mereka.

” Baca Juga: Bruno Mars Tambah Tanggal Konser di Jakarta pada 11 September “

Penyebab Kematian: Luka Parah di Kepala

Polisi di Kediri telah melakukan autopsi terhadap jenazah balita tersebut dan menemukan bahwa penyebab utama kematiannya adalah luka parah di kepala akibat kekerasan benda tumpul. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri, AKP Fauzy Pratama, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan forensik menunjukkan adanya pendarahan hebat di kepala korban. “Berdasarkan pemeriksaan ahli forensik, penyebab kematian adalah pendarahan di kepala yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul,” ujar Fauzy seperti yang dilaporkan oleh detikJatim pada Kamis, 27 Juni 2024.

Fauzy menambahkan bahwa pelaku, yang tidak lain adalah orang tua dari balita tersebut, awalnya mengaku menganiaya korban hanya dengan menggunakan tangan kosong. Namun, pihak kepolisian saat ini sedang mendalami kemungkinan adanya benda lain yang turut digunakan oleh pelaku dalam tindakan brutal tersebut. “Jika dilihat dari keterangan awal, pelaku menganiaya korban dengan tangan kosong, memukul dan menamparnya berulang kali,” tambahnya.

Pengakuan Pelaku dan Alasan Kekerasan

Kedua pelaku, ibu kandung korban bernama Novita Anggraini (26) dan ayah tiri korban, Mien Tasgeen Muhammad (23), telah mengakui perbuatan mereka kepada pihak kepolisian. Mereka menyatakan bahwa penganiayaan tersebut dilakukan karena alasan sepele yang tidak pantas menjadi alasan untuk tindakan kekerasan sebesar itu. Penganiayaan ini terjadi pada Sabtu, 23 Juni malam sekitar pukul 19.00 WIB, dan berlangsung hingga dini hari pada Minggu, 24 Juni sekitar pukul 01.00 WIB. Setelah mengalami kekerasan berat selama berjam-jam, balita tersebut akhirnya tidak sadarkan diri dan kemudian meninggal dunia.

Baca Juga :   Pemeriksaan Kejiwaan Pelaku Pemutilasi di Garut

Reaksi Masyarakat dan Pentingnya Perlindungan Anak

Kasus ini memicu reaksi keras dari masyarakat yang menuntut keadilan bagi korban dan perlindungan yang lebih baik bagi anak-anak. Banyak pihak menyoroti pentingnya pengawasan lebih ketat terhadap perlakuan terhadap anak di dalam rumah tangga. Serta perlunya intervensi dini untuk mencegah kekerasan semacam ini. Kasus ini juga menunjukkan bahwa alasan sepele sering kali menjadi pemicu kekerasan yang berujung tragis. Oleh karena itu, penanganan terhadap kasus kekerasan dalam rumah tangga perlu ditingkatkan.

” Baca Juga: Hambatan dalam Pengungkapan Kasus Tabrak Lari “

Tindakan Kepolisian dan Harapan Ke Depan

Pihak kepolisian saat ini sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap seluruh detail kejadian. Serta memastikan bahwa pelaku menerima hukuman yang setimpal. Mereka juga berkomitmen untuk terus memperjuangkan keadilan bagi korban dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. “Kami akan terus mendalami kasus ini untuk memastikan seluruh fakta terungkap dan pelaku mendapatkan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya,” kata Fauzy.

Kejadian tragis ini diharapkan menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya perlindungan anak. Serta penanganan yang lebih serius terhadap kasus kekerasan dalam rumah tangga. Masyarakat diharapkan untuk lebih peka. Serta responsif terhadap tanda-tanda kekerasan yang terjadi di sekitarnya serta berperan aktif dalam melindungi hak-hak dan keselamatan anak-anak. Dengan demikian, kita semua bisa berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman. Serta penuh kasih sayang bagi anak-anak, serta mencegah tragedi serupa di masa depan.

No More Posts Available.

No more pages to load.