greenhill-ciwidey.co.id – Komoditas beras menjadi kontributor utama inflasi di Kepulauan Bangka Belitung selama Mei 2024. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Bangka Belitung, Rommy Sariu Tamawiwy, menyatakan bahwa Bangka Belitung mengalami deflasi sebesar 0,32 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), tetapi secara tahunan (year-on-year/yoy) mengalami inflasi sebesar 1,25 persen. Rommy menjelaskan bahwa angka inflasi tahunan ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional dan bulan sebelumnya, yang masing-masing tercatat sebesar 2,84 persen (yoy) dan 1,93 persen (yoy). Pernyataan ini disampaikan di Pangkalpinang pada Kamis (6/6/2024).
” Baca Juga: Pemeriksaan Sutradara Film “Vina: Sebelum 7 Hari” oleh Polda “
Deflasi dan Inflasi di Berbagai Kota dan Kabupaten
Rommy menuturkan bahwa deflasi di Bangka Belitung, yang meliputi empat kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu Kota Pangkalpinang, Kota Tanjungpandan, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung Timur, merupakan angka inflasi tahunan terendah secara nasional. Deflasi bulanan pada periode ini terutama disebabkan oleh komoditas beras, angkutan udara, dan udang basah. Di Kota Pangkalpinang, deflasi bulanan sebesar 0,34 persen (mtm) terutama disebabkan oleh penurunan harga angkutan udara, beras, dan daging ayam ras. Secara tahunan, inflasi di Pangkalpinang mencapai 1,97 persen (yoy), yang sebagian besar disumbangkan oleh komoditas beras, sigaret kretek mesin, dan angkutan udara.
Sementara itu, Kabupaten Bangka Barat mengalami deflasi bulanan. Sebesar 0,56 persen (mtm) yang terutama dipicu oleh penurunan harga beras, udang basah, dan cumi-cumi. Secara tahunan, Bangka Barat mengalami deflasi sebesar 0,09 persen (yoy). Dengan penurunan harga ikan kembung, ikan singkur, dan ikan kerisi sebagai penyebab utamanya. Di Kota Tanjungpandan, deflasi bulanan tercatat sebesar 0,38 persen (mtm) akibat penurunan harga angkutan udara, ikan kerisi, dan ikan bulat. Inflasi tahunan di Tanjungpandan sebesar 1,27 persen (yoy) disumbangkan oleh kenaikan harga beras, sigaret kretek mesin, dan sawi hijau. Kabupaten Belitung Timur mengalami bulanan sebesar 0,17 persen (mtm). Terutama karena kenaikan harga sawi hijau, emas perhiasan, dan bawang merah. Secara tahunan, di Belitung Timur sebesar 1,67 persen (yoy) didorong oleh kenaikan harga beras, bawang putih, dan emas perhiasan.
Upaya Pengendalian
Rommy menyatakan bahwa Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi dan kota/kabupaten. Terus memperkuat program-program pengendalian dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada Mei 2024, Bank Indonesia memfasilitasi terlaksananya Kerjasama Antar Daerah (KAD) antara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Jawa Barat. Dalam hal komoditas bawang merah, aneka cabai, dan sayuran melalui skema business to business (B2B) antar pelaku bisnis.
” Baca Juga: PPDB Khawatir Ribuan Anak Jakarta Terancam Tak Dapat Sekolah “
Tim juga mewaspadai potensi tekanan inflasi ke depan. Terutama menjelang Idul Adha 1445H, yang diprediksi akan ada peningkatan permintaan konsumsi masyarakat. Rommy menutup pernyataannya dengan optimisme bahwa angka di Bangka Belitung pada tahun 2024. Dapat tercapai sesuai dengan sasaran target yang ditetapkan pemerintah, yaitu 2,5+1 persen.