Kemhan Bantah Isu Rusia Ingin Pakai Pangkalan Militer di Papua

by
Kemhan Bantah Isu Rusia Ingin Pakai Pangkalan Militer di Papua
Kemhan Bantah Isu Rusia Ingin Pakai Pangkalan Militer di Papua

greenhill-ciwidey.co.id – Kemhan Bantah Isu Rusia di Papua, Kementerian Pertahanan (Kemhan) membantah kabar bahwa Rusia meminta izin untuk menggunakan pangkalan militer di Papua. Klarifikasi ini disampaikan menyusul pemberitaan yang muncul di situs militer asal Amerika Serikat bernama Janes.

Baca Juga: Waspadai Gejala Diabetes yang Hanya Dialami Wanita“

Kolonel Frega Ferdinand Wenas selaku Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemhan mengatakan bahwa kabar tersebut tidak benar. Ia menyebut informasi itu hoaks dan menyesatkan publik.


Kolonel Frega Tegaskan Berita Itu Tidak Berdasar

Dalam pesan singkat pada Selasa, 15 April 2025, Kolonel Frega menyampaikan sikap resmi Kemhan. Ia menyatakan bahwa Indonesia tidak pernah menerima permintaan dari Rusia untuk menempatkan pesawat tempurnya di Papua.

“Kami mengklarifikasi bahwa berita tentang usulan penggunaan pangkalan Indonesia oleh Rusia adalah tidak benar,” ujar Frega dengan tegas.


Isu Bermula dari Pernyataan PM Australia

Kabar tersebut mencuat setelah Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, memberikan pernyataan kepada media. Anthony mengaku menerima informasi itu dari situs Janes dan langsung meminta klarifikasi kepada pemerintah Indonesia.

Pernyataan Anthony menambah sorotan publik terhadap isu yang sensitif tersebut. Ia ingin memastikan bahwa Indonesia tetap menjaga netralitas dan tidak mendukung kekuatan militer asing tertentu di wilayahnya.


Situs Janes Sebut Rusia Ajukan Permintaan Resmi

Situs militer Janes melaporkan bahwa Rusia telah mengajukan permintaan resmi kepada Jakarta. Permintaan itu berisi keinginan untuk menempatkan pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) di salah satu fasilitas udara di Papua.

Baca Juga :   Pengklarifikasi Kecelakaan Bus di Subang oleh YKS

Laporan tersebut belum memiliki konfirmasi langsung dari pihak Indonesia. Namun, pemberitaan tersebut memicu respons cepat dari Australia dan pemerintah Indonesia.


Papua Dinilai Lokasi Strategis oleh Pengamat Internasional

Wilayah Papua memang memiliki posisi strategis secara geopolitik. Papua berjarak sekitar 1.200 kilometer dari kota Darwin di Australia, tempat pasukan rotasi marinir AS ditempatkan setiap tahun.

Selain itu, Australia juga sedang meningkatkan infrastruktur pangkalan udaranya untuk menerima kunjungan rutin dari pesawat pengebom milik Amerika Serikat.


Kemhan Tegaskan Tidak Ada Kerja Sama Militer dengan Rusia di Papua

Kemhan menegaskan bahwa Indonesia tidak membuka kerja sama militer dengan Rusia dalam bentuk apa pun di Papua. Pemerintah tetap berpegang pada prinsip politik bebas aktif dan tidak memihak kekuatan global mana pun.

Kolonel Frega juga mengingatkan masyarakat agar lebih bijak dalam menyikapi informasi. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak langsung mempercayai sumber asing yang belum terverifikasi.


Indonesia Komitmen Jaga Kedaulatan dan Keamanan Nasional

Pemerintah Indonesia terus memprioritaskan stabilitas kawasan dan menjaga kedaulatan nasional. Kemhan akan selalu terbuka terhadap kerja sama yang tidak melanggar kepentingan nasional.

Baca Juga: Bercanda Bawa Bom, Penumpang wanita Diturunkan dari Batik Air“

Indonesia juga menolak segala bentuk upaya disinformasi yang dapat mengganggu hubungan bilateral maupun ketertiban kawasan Asia-Pasifik.

No More Posts Available.

No more pages to load.