GreenHill Ciwidey – Pantai Dusun Mandar, Desa Sapeken, Kecamatan Pulau Sapeken, Sumenep, Jawa Timur, viral akibat tumpukan sampah.
Sebuah video memperlihatkan kondisi memprihatinkan dengan garis pantai yang tertutup sampah rumah tangga.
Video itu beredar luas di media sosial pada Minggu, 22 Juni 2025.
“Baca Juga: Ratusan Anak Muda Dunia Bahas Tantangan AI Global“
Hanya Dua TPA, Itu pun Sudah Penuh
Indra Sidarta, Ketua PAC GP Ansor Sapeken, menjelaskan penyebab utama masalah ini.
Desa Sapeken hanya memiliki dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan keduanya sudah penuh.
Karena tak ada opsi lain, warga terpaksa membuang sampah ke pinggir pantai setiap hari.
Sampah Ancam Kesehatan dan Lingkungan
Indra mengungkapkan bahwa tumpukan sampah menyebabkan bau tak sedap dan mencemari laut.
Situasi ini membahayakan kesehatan warga dan mengancam mata pencaharian para nelayan.
“Jika terus dibiarkan, kondisi ini bisa memicu bencana ekologi,” tegasnya.
Wilayah Kepulauan Masih Tertinggal dalam Pengelolaan Sampah
Pulau Sapeken termasuk wilayah terluar Madura yang belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik.
Hingga kini, tidak ada tempat pembuangan resmi maupun sistem angkut sampah yang terorganisir.
Volume Sampah Bisa Tembus 3 Ton per Hari
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep, satu orang menghasilkan 0,4 kilogram sampah per hari.
Dengan populasi Sapeken sekitar 8.000 jiwa, volume sampah harian bisa menembus 3 ton.
Warga Minta Penanganan Darurat dari Pemerintah
Indra berharap ada upaya darurat dari pemerintah untuk mengatasi persoalan ini.
Beberapa solusi darurat antara lain pengiriman kontainer, pelatihan pengelolaan limbah, atau kerja sama swasta.
Warga juga menuntut solusi jangka panjang agar masalah sampah tidak berulang.
Hanya Satu dari Sembilan Kecamatan yang Punya TPST
Kepala DLH Sumenep, Arif Susanto, membenarkan bahwa mayoritas kecamatan kepulauan belum punya TPST.
Wilayah kepulauan Sumenep terdiri dari sembilan kecamatan seperti Masalembu, Sapeken, hingga Talango.
Dari semua wilayah itu, hanya Kecamatan Arjasa yang memiliki TPST sejak 2024.
Namun, TPST Arjasa belum berfungsi maksimal karena keterbatasan fasilitas pembakaran.
“TPST itu memang belum maksimal operasinya,” ujar Arif.
“Baca Juga: DPRD Bandung Barat Anggarkan Tablet Rp1 M, Dedi Bereaksi“
Butuh Aksi Cepat, Bukan Janji
Kondisi pantai Sapeken yang tertutup sampah membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak.
Tanpa tindakan segera, krisis lingkungan bisa meluas dan menurunkan kualitas hidup warga kepulauan.
Pemerintah daerah dan pusat harus berkoordinasi cepat untuk menyediakan solusi darurat dan jangka panjang.