Penurunan Jumlah Kantor Bank Menurut Data OJK

greenhill-ciwidey.co.id – Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2024, telah terjadi penurunan jumlah kantor bank di Indonesia sebesar 794 kantor atau sekitar 3 persen secara tahunan (yoy), sehingga jumlah totalnya menjadi 24.268 kantor. Penyusutan ini dipengaruhi oleh penutupan kantor baik oleh bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun bank swasta.

Contents hide

1 Penutupan Kantor oleh Bank BUMN dan Swasta

2 Transformasi Digital untuk Efisiensi Layanan

3 Efisiensi Operasional dan Optimasi Channel

4 Kehadiran Fisik Tetap Diperlukan

5 Adaptasi Terhadap Perubahan dan Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat

Penutupan Kantor oleh Bank BUMN dan Swasta

Bank BUMN dan bank swasta sama-sama mengalami penutupan kantor. Bank BUMN menutup sebanyak 483 kantor pada Februari 2024, sementara bank swasta menutup 411 kantor. Contohnya, PT Bank Mandiri Tbk mengalami penurunan 106 kantor cabang di dalam negeri pada Maret 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Transformasi Digital untuk Efisiensi Layanan

Penataan jaringan kantor cabang merupakan bagian dari strategi optimalisasi dan transformasi digital untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan kepada nasabah. Bank Mandiri, misalnya, mengadaptasi strategi ini sebagai respons terhadap perubahan perilaku konsumen yang cenderung beralih ke layanan digital.

Efisiensi Operasional dan Optimasi Channel

Bank-bank seperti BRI dan KB Bank melakukan penutupan kantor cabang sebagai upaya untuk mengurangi biaya operasional. KB Bank, misalnya, merespons dengan mengefisiensikan biaya operasionalnya tanpa merencanakan penutupan kantor cabang dalam waktu dekat. Mereka berfokus pada optimasi channel offline dan online untuk memberikan fleksibilitas kepada nasabah.

Kehadiran Fisik Tetap Diperlukan

Bank INA dan BCA justru meningkatkan jumlah kantor cabangnya. Bank INA membuka cabang baru di Pantai Indah Kapuk sebagai upaya untuk memperluas jangkauan layanan perbankan dan hadir lebih dekat kepada masyarakat. Begitu juga dengan BCA yang menambah jumlah kantor cabang dalam negeri karena masih banyaknya transaksi konvensional yang dilakukan oleh masyarakat.

Adaptasi Terhadap Perubahan dan Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat

Penyusutan jumlah kantor bank di Indonesia menggambarkan adaptasi industri perbankan terhadap perubahan perilaku dan kebutuhan konsumen. Transformasi digital, efisiensi operasional, serta penambahan kantor cabang menjadi strategi yang dilakukan untuk meningkatkan layanan kepada nasabah dan menjawab kebutuhan masyarakat.