greenhill-ciwidey.co.id – Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana Indonesia untuk menampung sementara 1.000 warga Gaza yang terdampak konflik. Inisiatif ini bertujuan memberikan perlindungan kepada korban luka, anak-anak yatim, dan mereka yang mengalami trauma akibat konflik tersebut.
“Baca Juga: KPK Panggil Eks Bos PGN untuk Klarifikasi Kasus Transaksi Gas“
Menuai Dukungan Penuh
Mantan Ketua Umum PB HMI 2013–2015, Arief Rosyid Hasan, menyatakan dukungannya terhadap langkah Prabowo. Ia menilai inisiatif ini mencerminkan sikap humanis Indonesia dan peran aktif dalam isu internasional.
Namun, beberapa organisasi masyarakat Islam, termasuk Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), menolak rencana tersebut. Mereka khawatir bahwa evakuasi ini dapat dianggap sebagai pengosongan wilayah Gaza dan mendukung agenda tertentu.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa evakuasi ini bersifat sementara, hanya untuk memberikan perawatan hingga kondisi di Gaza membaik. Ia menekankan bahwa langkah ini tidak dimaksudkan untuk relokasi permanen atau mengubah demografi wilayah tersebut.
Rencana ini juga mendapatkan perhatian dari tokoh muda Islam lainnya. Mereka melihat langkah Prabowo sebagai tindakan strategis yang menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam isu kemanusiaan global.
“Baca Juga: Bank DKI Tegaskan Gangguan Bukan Akibat Serangan Siber“
Pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk pemerintah Palestina, untuk memastikan bahwa evakuasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat Palestina. Langkah ini juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut.
